Kamis, 06 September 2012

Semua Bilangan dalam Matematika

  • BILANGAN ASLI

Bilangan asli adalah himpunan bilangan bulat positif yang bukan nol. Nama lain dari bilangan ini adalah bilangan hitung atau bilangan yang bernilai positif (integer positif).

Contoh : {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, ...}

 

  • BILANGAN CACAH

Bilangan cacah adalah himpunan bilangan asli ditambah dengan nol.

Contoh : {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, ...}


  • BILANGAN NEGATIF

Bilangan negatif (integer negatif) adalah bilangan yang lebih kecil/ kurang dari nol. Atau juga bisa dikatakan bilangan yang letaknya disebelah kiri nol pada garis bilangan.

Contoh : {-1, -2, -3, -4, -5, -6, -7, -8, -9, ...}



  • BILANGAN BULAT

Bilangan bulat merupakan bilangan yang terdiri dari bilangan asli, bilangan nol dan bilangan negatif.

Contoh : {-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, ...}



  • BILANGAN PRIMA

Bilangan prima adalah bilangan asli lebih besar dari 1 yang faktor pembaginya adalah 1 dan bilangan itu sendiri.

Contoh : {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, ...}


  • BILANGAN KOMPOSIT

Bilangan komposit adalah bilangan asli lebih besar dari 1 yang bukan merupakan bilangan prima. Bilangan komposit dapat dinyatakan sebagai faktorisasi bilangan bulat, atau hasil perkalian dua bilangan prima atau lebih. Atau bisa juga disebut bilangan yang mempunyai faktor lebih dari dua.
Contoh : {4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, …}


  • BILANGAN KOMPLEKS

Bilangan kompleks adalah suatu bilangan yang merupakan penjumlahan antara bilangan real dan bilangan imajiner atau bilangan yang berbentuk a + bi. Dimana a dan b adalah bilangan real, dan i adalah bilangan imajiner tertentu. Bilangan real a disebut juga bagian real dari bilangan kompleks, dan bilangan real b disebut bagian imajiner. Jika pada suatu bilangan kompleks, nilai b adalah 0, maka bilangan kompleks tersebut menjadi sama dengan bilangan real a.

Contoh : {3 + 2i}

 

  • BILANGAN IMAJINER

Bilangan imajiner adalah bilangan yang mempunyai sifat i2 = −1. Bilangan ini merupakan bagian dari bilangan kompleks. Secara definisi, bilangan imajiner i ini diperoleh dari penyelesaian persamaan kuadratik : 

   x2 + 1 = 0
atau secara ekuivalen 

   x2 = -1
atau juga sering dituliskan sebagai

   x = √-1


  • BILANGAN REAL

Bilangan real atau bilangan riil menyatakan bilangan yang dapat dituliskan dalam bentuk decimal, seperti 2,86547… atau 3.328184. Dalam notasi penulisan bahasa Indonesia, bilangan desimal adalah bilangan yang memiliki angka di belakang koma “,” sedangkan menurut notasi ilmiah, bilangan desimal adalah bilangan yang memiliki angka di belakang tanda titik “.”. Bilangan real meliputi bilangan rasional, seperti 42 dan −23/129, dan bilangan irrasional, seperti π dan √2, dan dapat direpresentasikan sebagai salah satu titik dalam garis bilangan.

Himpunan semua bilangan riil dalam matematika dilambangkan dengan R (berasal dari kata “real”).

 

  • BILANGAN IRRASIONAL

Bilangan irrasional merupakan bilangan real yang tidak bisa dibagi atau lebih tepatnya hasil baginya tidak pernah berhenti. Sehingga tidak bisa dinyatakan a/b.

Contoh :

π         =          3,141592653358…….. 

√2        =          1,4142135623……..

e          =          2,71828281284590…….


  • BILANGAN RASIONAL

Bilangan rasional adalah bilangan-bilangan yang merupakan rasio (pembagian) dari dua angka (integer) atau dapat dinyatakan dengan a/b, dimana a merupakan himpunan bilangan bulat dan b merupakan himpunan bilangan bulat tetapi tidak sama dengan nol.

Contoh : {½, ⅓, ⅔, ⅛, ⅜, ⅝, ⅞, ...}

Bilangan pecahan/ pecahan-pecahan termasuk sekumpulan bilangan rasional.

Pecahan desimal adalah pecahan-pecahan dengan bilangan penyebut 10, 100, dst. { 1/10, 1/100, 1/1000 }, semua bilangan ini dapat ditemukan dalam garis-garis bilangan.

Sebuah bilangan asli dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan rasional. Sebagai contoh bilangan asli  2 dapat dinyatakan sebagai 12/6 atau 30/15 dan sebagainya.

Bilangan  Rasional  diberi lambang Q (berasal dari bahasa Inggris “quotient”).


  • BILANGAN PECAHAN

Bilangan pecahan adalah bilangan yang disajikan/ ditampilkan dalam bentuk a/b; dimana a, b bilangan bulat dan b ≠ 0.

a disebut pembilang dan b disebut penyebut.


Empat Lelaki Yang Ditarik Ke Neraka

islampos.com—DI AKHIRAT nanti ada 4 golongan lelaki yang akan ditarik masuk ke neraka oleh wanita. Lelaki itu adalah mereka yang tidak memberikan hak kepada wanita dan tidak menjaga amanah itu.
Ini bukan untuk memperkecilkan wanita tetapi sebaliknya yaitu supaya kaum lelaki memainkan peranannya dengan hak & saksama serta berwaspada akan tanggung-jawab yang dipikul.
Berikut adalah empat orang lelaki tersebut:

Pertama: Ayahnya
Apabila seseorang ayah tidak memerdulikan anak-anak perempuannya di dunia. Dia tidak memberikan pendidikan agama seperti sholat, mengaji dan sebagainya. Dia membiarkan anak-anak perempuannya tidak menutup aurat.. tidak cukup memberi kebutuhan dunianya saja. Maka ia akan ditarik keneraka oleh anaknya.

Kedua: Suaminya
Apabila seorang suami tidak mendidik istinya sehingga ia membiarkan istrinya bergaul bebas menampakan perhiasan kepada selain muhrimnya, tidak menasehati istrinya tatkala istrinya meninggalkan kewajiban shalat, puasa dan lain sebagainya. Maka ia akan ditarik oleh istrinya ke neraka.

Ketiga: Kakak laki-lakinya (Walinya)
Apabila ayahnya sudah tiada, tanggungjawab menjaga kehormatan wanita dan keluarga ibunya jatuh kepada saudara laki-laki tertua.. apabila mereka hanya mementingkan keluarganya saja dan membiarkan saudara perempuannya keluar dari jalan-Nya.. tunggulah tarikan adiknya di akhirat.

Keempat: Anak Lelakinya
Apabila seorang anak tidak menasihati terhadap ibunya dan keluarganya tentang islam, maka anak itu akan dimintai pertangungjawaban di akhirat kelak.. maka nantikanlah tarikan ibunya.
Sekarang di dunia tarikan dari seorang wanita begitu hebat apalagi nanti di akhirat. Oleh karena itu bagi seorang laki-laki yang bergelar ayah / suami / kakak atau anak harus memainkan peranan dalam menyelamatkan keluarganya sebagaimana firman Allah swt:  “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan,” (Qs. At-Tahrim [66]:6).

Senin, 03 September 2012

Pelangi

Maafkan jika senyumku tersembunyi
dibalik kata-kata mesra dan air mata
menjadi tanpa daya karena terperangkap dalam prasangka

Tapi Tuhan Tahu
cinta yang ku punya lebih berwarna
dari yang kau kira.

By Asma Nadia from "Karena aku Cemburu:Curahan hati seorang istri"


Jumat, 31 Agustus 2012

Ilmu dan Harta


"Wahai Kumail bin Ziyad, ketahuilah ilmu pengetahuan lebih baik dari harta."
KARENA :
1. Ilmu bertambah diajarkan, harta habis dibelanjakan.
2. Ilmu dapat menjaga diri, harta benda minta dijaga sendiri.
3. Ilmu menyuruh dermawan, harta mendorong kikir dan bakhil.
4. Ilmu merendahkan hati, harta menyombongkan diri.
5. Ilmu pengetahuan jadi hakim, harta benda dijatuhi hukum.
6. Ilmu membawa nama baik, harta benda menimbulkan nama jahat.
7. Ilmu tidak dapat dicuri, harta benda sasaran pencuri.
8. Ilmu sasaran puja dan puji, harta tempat tempelak dan maki.
9. Ilmu membawa aman tenteram, harta membawa kesal dan runyam.
10. Ilmu mendorong ke surga, harta menyeret ke neraka.

Kamis, 30 Agustus 2012

Doa-doa Harian Ramadhan



(1) Hari ke -1
Allohummaja'l shiyaamii fiihi shiyaama ashhoimiin wa hablii jurmii fiihi yaa ilaahal aa' lamiin. Wa'afu a'nnii yaa aa'fiyan anil mujrimiin.
Ya Alloh, Jadikanlah shaumku di dalam Bulan Ramadhan puasanya orang yang berpuasa, dan berilah kepadaku perahu di Bulan Ramadhan Wahai Tuhan sekalian alam. Dan ampunilah diriku Wahai Dzat yang mengampuni dari orang-orang yang durhaka.

(2) Hari ke -2
 Allohumma qorribnii ila mardhootika Wa jannibnii fiihi min sakhotika wa naqomaatika Wa waffiqnii fiihi liqiraati aayaatika birahmatika yaa arhamarrohimiin.
Ya Alloh, dekatkanlah kepadaku di dalam Bulan Ramadhan untuk menuju Ridho-Mu dan jauhkanlah diriku di dalam Bulan Ramadhan menuju murka-Mu dan siksa-Mu. Dan berilah taufik kepadaku di dalam Bulan Ramadhan untuk membaca ayat-ayatMu dengan rahmatMu Hai Dzat yang Maha Penyayang dari yang penyayang.

(3) Hari ke -3
Allohummarzuqnii fiihi adz-dzihni wattanbiih wa baai'dnii fiihi a'nissafaahati wattamwiih Waj a'llii nashiiban fii kulli khairiin anzila fiihi bijuudika yaa ajwadal ajwadiin.
Ya Alloh, berilah rizki kepadaku di Bulan Ramadhan kepahaman dan peringatan dan jauhkanlah aku di Bulan Ramadhan dari kebodohan dan kamuplase dan jadikanlah bagiku bagian dari sesuatu kebajikan yang telah Engkau turunkan di Bulan Ramadhan dengan ke-Agung-anMu hai Dzat yang Maha Agung dari yang agung.

(4) Hari ke - 4
Allohumma qawwinii fiihi a'la iqaamati amrika Wa awuzi'nii adaa an Syukrika bikaromika Wahfidznii bi hifdzika wa sitrika yaa absharannaadziriin. 
Ya Alloh, kuatkanlah aku di Bulan Ramadhan untuk mendirikan perintahMu dan sanggupkanlah kepadaku untuk memenuhi syukurMu dengan kemuliaanMu dan jagalah diriku dengan pengawasanMu dan tutupanMu hai Dzat yang Maha Melihat dari yang melihat.

(5) Hari ke -5
Allohummaj a'lnii fiihi minalmustaghfiriin Waj a'lnii fiihi min i'baadika ash sholihiin Waj a'lnii fiihi min awuliyaaika al muttaqiin biraafatika yaa akramal akramiin. 
Ya Alloh, jadikanlah aku di Bulan Ramadhan dari orang-orang yang memohon ampun dan jadikanlah diriku di Bulan Ramadhan dari hambaMu yang sholeh dan jadikanlah diriku di Bulan Ramadhan dari pemimpin-pemimpinMu yang bertaqwa dengan kasih sayangMu hai Dzat yang Maha Mulia dari yang maha mulia.
 
(6) Hari ke - 6
Allohumma laa takhdzulunii litaa'rudhi ma a'ashiika wa a i'dznii min siyaathi naqmatika wa mahaawiika wa ajirnii min muujibaati sakhathika bimannika wa ayaadiika yaa muntahaa raghbatirraaghibiin. 
Ya Alloh, janganlah Engkau membiarkan diriku untuk berpaling dari maksiat kepadaMu dan lindungilah diriku dari kehancuran kulit dan selamatkanlah dari sesuatu yang mengharuskan mendapat murkaMu dengan harapanMu dari kedermawananMu hai Dzat yang Maha Menghabiskan keinginan dari orang-orang yang berkeinginan (berkehendak). 

(7) Hari ke - 7
Allohumma a i'nni ala shiyaamihi wa qiyaamihi wa jannibnii fiihi min hafawaatihi wa aatsamihi warzuqnii dzikraka wa syukraka bidawaami hidaayatika yaahaadiya al muminiin.  
Ya Alloh, tolonglah diriku atas puasa Bulan Ramadhan dan qiyam Bulan Ramadhan dan jauhkanlah diriku di Bulan Ramadhan dari segala kesalahan dan dosa. Dan berilah kepadaku rizky dengan dzikirMu dan syukurMu dengan tetap hidayahMu duhai Dzat yang Memberi hidayah kepada orang-orang mu'min.

(8) Hari ke - 8
Allohuma arzuqnii fiihi rahmatal ayitaami wa ith aa'ma ath tha a'mi wa ifsyaa a as salaami war zuqnii fiihi shuhbata al kiraami wa mujaanabata alliami bithuulika yaa amalal aamiliin. 
Ya Alloh, berilah aku rizki di Bulan Ramadhan rahmatnya orang-orang yatim dari yang memberikan hidangan dan menyebarkan salam. Dan berilah aku rizky di Bulan Ramadhan persahabatan dengan kemuliaan dan orang-orang yang menjauhi ta'biat yang jelek dengan kuasaMu hai Dzat yang mempunyai harapan dari orang-orang yang mempunyai harapan.

(9) Hari ke - 9
Allohummaj a'l lii fiihi nashiiban min rahmatika al waasi a'ti wahdinii fiihi bibaraahiinika alqaathi a'ti wa khudz binaashiyatii fii mardhootika al jaami'ati bimahabbatika yaa amalal musytaqiin. 
Ya Alloh, jadikanlah bagi diriku bagian dari rahmatMu di Bulan Ramadhan yang Maha luas dan tunjukilah diriku di Bulan Ramadhan dengan kehujahanMu yang kuat dan ambillah ubun-ubunku didalam mencapai ridhoMu yang terkumpul dengan mencintaiMu hai Dzat yang mempunyai harapan dari yangmempunyai harapan.

(10) Hari ke - 10
Allohummaja'lnii minalmutawakkaliin a'laika alfaaiziina ladzaika al muqarrabiina ilaika yaa ghaayata ath thalibiin. 
Ya Alloh, jadikanlah diriku dari orang-orang yang bertawakal kepadaMu, orang-orang yang menang (beruntung) di sisiMu, orang-orang yang dekat di hadapanMu wahai Dzat yang menghabiskan permohonan orang-orang yang memohon.
 
 (11) Hari ke -11
Allohumma laa tuhabbib ilayyal fusuuqa wal i’shyaana wa harrim a’layya fiihi as sakhatha wanniiraana bi quwwatika yaa ghautsal mustaghiitsiina.
Ya Alloh, janganlah Engkau berikan kesenangan kepadaku kefasikan dan dosa. Dan haramkanlah atasku di Bulan Ramadhan kemurkaan dan siksaan api neraka dengan kekuatanMu hai Dzat Yang Menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan.

(12) Hari ke -12
Allohumma ahmilnii fiihi a’la as sitri wal a’faafa wa albisnii fiihi libaasa al qunuu i’ wal kafaafi wa najjinii fiihi mimmaa akhaafu bi u’shmatika yaa u’shmata al khaaifiina.
Ya Alloh, bawalah diriku di Bulan Ramadhan kepada hizab dan ampunanMu. Dan berilah pakaian kepadaku di Bulan Ramadhan dengan pakaian orang-orang yang qona'ah dan orang-orang yang merasa cukup. Dan selamatkanlah aku di Bulan Ramadhan dari apa-apa yang saya takuti dengan perlindunganMu wahai Dzat Yang Melindungi orang-orang yang takut.

(13) Hari ke -13
Allohumma thahhirnii fiihi minadzunuubi wal aqdzaari wa shabbirnii a’a kaa inaatil aqdaari wa waffiqnii littaqa wa shuhbatil abraari bi a’unika yaa qarrata u’yuunil masaakiin.
Ya Alloh, sucikanlah diriku di Bulan Ramadhan dari segala dosa dan kotoran. Dan sabarkanlah diriku atas sekalian alam yang kotor. Dan berikanlah diriku taufiq untuk bertaqwa dan berteman dengan kebaikan dengan pertolonganMu hai Dzat Yang Sedap dipandang mata orang-orang miskin.

(14) Hari ke -14
Allohumma laa tu aakhidznii fiihi bil a’tsaraati wa aqlinii fiihi minal khathaayaa wal hafawaati walaa taj a’lnii gharadhaan lilbalaayaa wal aafaati bi i’zzika yaa i’zzal muslimiina.
Ya Alloh, janganlah Engkau siksa diriku di Bulan Ramadhan dengan jatuhnya ke dalam jurang di antara dua gunung. Dan sedikitkanlah pada diriku dari kesalahan dan dosa dan janganlah jadikan diriku sebagai sasaran (tujuan) bala' dan afat dzatMu yang perkasa wahai Dzat Yang Mulia bagi orang-orang yang muslim.

(15) Hari ke -15
Allohummar zuqnii fiihi thaa atal khaasyi ii’na wasyrah fiihi shadrii bi inaabatil mukhbitiina bi amaanaka yaa amaanal khaaifiin birahmatika yaa arhamarraahimiin.
Ya Alloh, berikanlah rizky kepada diriku di Bulan Ramadhan ketaatan orang-orang yang khusyu. Dan lapangkanlah Bulan Ramadhan dadaku ketenangan tabahnya orang yang tawakal dengan keamananMu hai Dzat Yang mempunyai Keamanan dan ketentraman orang-orang yang takut dengan rahmatMu hai Dzat Yang Maha Penyayang dari yang penyayang.
 
(16) Hari ke -16
Allohummahdinii fiihi li a’malil abraari wa jannibnii fiihi muraafaqatal asyraari wa ad khilnii fiihi birahmatika daaral qarrar bil hiyyatika yaa ilaahal aa’lamiin.
Ya Alloh, tunjukilah diriku di Bulan Ramadhan untuk mengamalkan kebaikan dan jauhkanlah diriku Bulan Ramadhan tempat bersandarnya segala kejahatan. Dan masukanlah diriku di Bulan Ramadhan dengan rahmatMu Daarul Qaarar dengan ketuhananMu hai Tuhan sekalian alam.

(17) Hari ke -17
Allohummahdinii fiihi lishaalihil a’maali waqdhilii fiihi al hawaa ija wal aamaala yaa man laa yahtaaju ilassu aali yaa aa’liman bima fii shuduuril a’lamiin.
Ya Alloh, tunjukilah diriku di Bulan Ramadhan untuk kebaikan (kesholehan) amal perbuatan dan penuhilah diriku di Bulan Ramadhan kebutuhan dan cita-cita hai Dzat Yang Maha Mengetahui segala perkara yang ada di dalam permulaan tiap-tiap sesuatu di alam ini.

(18) Hari ke -18
Allohumma nabbihnii fiihi libarakaati ashaarihi wa nawwir qalbii bidhiyaa i anwaarihi wakhudz bikulla a’dhoo ii ilattibaa i’ aatsaarihi yaa munawwira quluubil aa’rifiin.
Ya Alloh, jagailah diriku di Bulan Ramadhan dengan keberkahan sahur dan terangilah hatiku dengan cahaya yang meneranginya dan ambillah dari tiap-tiap anggota ragaku untuk mengikuti bekasnya Bulan Ramadhan hai Dzat yang menerangi hati orang-orang yang arif (bijaksana).

(19) Hari ke -19
Allohumma wafirhaththii bibarakaatihi wa sahhil sabiilii ila khairaatihi wa laa tahrimnii qubuula hasanaatihi yaa haadiyan ilalhaqqilmubiin.
Ya Aloh, kayakanlah segala bagianku dengan keberkahannya Bulan Ramadhan dan mudahkanlah jalanku menuju kepada kebaikan Bulan Ramadhan. Dan janganlah Engkau haramkan bagiku menerima kebaikannya hai Dzat Yang Memberi petunjuk kepada kebenaran yang nyata.

(20) Hari ke -20
Allohummaftahlii fiihi abwaabiljinaani waghliq a’nii abwabanniiraani wa waffiqnii fiihi litalaawatilqur’ani yaa munzila as sakiinata fii quluubil mu’miniin.
Ya Alloh, bukakanlah kepadaku di Bulan Ramadhan pintu-pintu surga dan kuncilah dariku pintu-pintu neraka. Dan berikanlah aku taufiq untuk membaca AlQur’an hai Dzat yang menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mumin.
 
(21) Hari ke -21
Allohummaj a’l lii fiihi ila mardhootika daliilan walaa taj a’l lisysyaithooni fiihi a’layya sabiilan waj a’lil jannati lii manzilan wa maqailan yaa qoodhoo hawaaijith thoolibiin.
Ya Alloh, jadikanlah bagiku di Bulan Ramadhan untuk menuju ridhoMu sebagai alasan dan janganlah Engkau jadikan para syetan di Bulan Ramadhan atas diriku sebagai jalan dan jadikanlah surga bagiku tempat singgah dan tempat kembali hai Dzat Yang memenuhi kebutuhan orang-orang yang meminta.

(22) Hari ke -22
Allohummaftahlii fiihi abwaaba fadhlika wa anzil alayya fiihi barakaatika wa wafaqnii fiihi limujibaati mardhootika wa askinni fiihi bihubuuhaati jannatika yaa mujiiba da’watil mudhththotriin.
Ya Alloh, bukakanlah bagiku pintu-pintu keutamaanMu dan turunkanlah kepadaku di Bulan Ramadhan keberkahanMu. Dan berilah aku taufiq di Bulan Ramadhan untuk kebaikan menuju ridhoMu dan berilah ketenangan kepadaku di Bulan Ramadhan dengan kasihMu yaitu surgaMu hai Dzat Yang Memperkenankan permohonan orang-orang yang terdesak.

(23) Hari ke -23
Allohumma aghsilnii fiihi minadzdzunuubi wa thahhirnii fiihi minal u’yuubi wamtahin qalbii fiihi bitaqwalquluubi yaa muqiila a’tsaraatil mudnibiin.
Ya Alloh, cucilah diriku (bersihkanlah) di Bulan Ramadhan dari segala dosa dan bersihkanlah diriku di Bulan Ramadhan dari segala aib(cela) dan ujilah di Bulan Ramadhan hatiku dengan ketaqwaan hati hai Dzat yang menyedikitkan jurang diantara dua gunung orang-orang yang berdosa.

(24) Hari ke -24
Allohumma inii as aluka fiihi maa yurdhiika wa au’dzubika mimma yudziyaka wa as alukataufiiqa fiihi lian uthiiu’ka wa laa a’shiyaka yaa aa’liman bimaa fii shuduuril aa’lamiin.
Ya Alloh, sesungguhnya aku memohon kepadaMu di Bulan Ramadhan perkara yang diridhoiMu dan aku berlindung padaMu dari segala perkara yang menyakitiMu dan aku memohon kepadaMu taufiq di Bulan Ramadhan untuk taat kepadaMu dan tidak mendurhakaiMu hai Dzat yang Maha Mengetahui dengan segala perkara di dalam tiap-tiap permulaan sesuatu di alam ini.

(25) Hari ke -25
Allohummaj a’lnii mujiban liawuliyaaika wa muaa’diyan liaa’daaika mustannan bisunnati khaatami anbiyaaika yaa aa’shima quluubinnabiyiin.
Ya Alloh, jadikanlah diriku orang yang mencintai para waliMu (pemimpin) dan orang yang memerangi musuhMu dan orang yang mengerjakan sunah, dengan sunnah penutup para nabiMu hai Dzat Yang Menjaga hati-hati para nabi.

(26) Hari ke -26
Allohummaj a’l sa’yii fiihi masykuuran wadzanbii fiihi maghfuuraan wa a’malii fiihi maqbuulan wa a’ini fiihi mastuuran yaa asma a’ as saami ii’n.
Ya Alloh, jadikanlah sa’iku (hidupku) di Bulan Ramadhan sebagai wujud syukur kepadaMu. Dan dosaku di Bulan Ramadhan dosa yang Engkau ampuni. Dan amalku di Bulan Ramadhan amal yang Engkau terima. Dan aibku di Bulan Ramadhan aib yang tertutup hai Dzat Yang Maha Mendengar dari yang mendengar.

(27) Hari ke -27
Allohummajzuqnii fiihi lailatilqadri wa shayyir umuurii fiihi minal u’sri ilal yusri wa uqbala ma a’ dziirii wa huththa a’nnidzanba walwizra yaa rauufan bi i’baadatish shoolihiin.
Ya Alloh, berilah aku rizky di Bulan Ramadhan malam Qadar dan jadikanlah semua urusanku di Bulan Ramadhan dari kesukaran menuju kemudahan dan hadapkanlah semua udzurku dan jagalah daripadaku dosa dan salah hai Dzat yang penyantun kepada hambaNya yang sholeh.

(28) Hari ke -28
Allohumma waffirhazhhzinii fiihi minannawaafili wa akrimnii fiihi bi ihdhooril masaaili wa qarrib wa siilatii ilaika min bainil wasaaili yaa man laa yusyghiluhu ilhaahul mulihiin.
Ya Alloh, kayakanlah keuntunganku di Bulan Ramadhan dan segala amal ibadah sunnah dan muliakanlah diriku di Bulan Ramadhan dengan menghadirkan (memperkenankan) segala permohonan dan dekatkanlah perantaraanku kepadaMu diantara perantara hai Dzat yang tidak lalai dari banyaknya orang yang meminta.

(29) Hari ke -29
Allohumma ghasyinii fiihi birrahmati warzuqnii fiihittaufiiqa wali’shmati watahhir qalbii min ghayaahibittahmati yaa rahhiiman bi i’baadihil mum’miniin.
Ya Alloh, liputilah kepadaku di Bulan Ramadhan dengan rahmat dan berilah aku rizky di Bulan Ramadhan taufiq dan pengawasan dan sucikanlah hatiku hai Dzat yang Maha Penyayang bagi hamba-hambanya yang beriman.

(30) Hari ke -30
Allohummaj a’l shiyaamii fiiho bisysyukri walqubuuli ala maa tardhoohu wa yardhoohurrasuulu muhakammatan furuu a’hu bilushuuli bihaqqi sayyidinaa muhammadin wa alihiththaahiriina wal hamdulillaahi rabbal aa’lamiin.
Ya Alloh, jadikanlah shaumku di Bulan Ramadhan dengan rasa syukur dan Rngkau menerima di atas segala perkara yang Engkau ridhoi dan yang Rosululloh ridhoi pula, yang menjadikan dasar cabang hikmah dengan hak Sayyidina Muhammada dan para keluarganya yang suci dan segala puji bagi Alloh Tuhan Semesta Alam.

Diambil dari buku Doa-doa Harian- ku..dikutip dari buku pengajian Al Hikmah..Bandung.

Haruskah Wanita Bekerja

Eramuslim.com | Media Islam Rujukan,
Haruskah seorang wanita bekerja? Bagaimana jika wanita tersebut telah menikah, bukankah suami yang seharusnya mencukupi kebutuhannya? Lalu bagaimana bila suami belum dapat memenuhi semua kebutuhan keluarga? Dan jika tidak bekerja, lalu buat apa wanita diperbolehkan sekolah hingga ke perguruan tinggi dan bahkan terkadang prestasinya lebih baik dari laki-laki?!

Adakah pertanyaan tersebut pernah terbesit dalam benak kita, wahai saudariku? Dilema yang dihadapi kaum muslimah terutama setelah menikah dan mempunyai keturunan. Pilihan yang dirasa berat saat harus memilih antara pekerjaan dan keluarga. Karenanya banyak yang memilih untuk menjalankan keduanya.

Jika dilakukan survei apakah alasan wanita memilih tetap bekerja setelah menikah dan memiliki anak, beragam alasan yang muncul. Mungkin alasan yang terbanyak adalah karena faktor ekonomi. Tingginya kebutuhan keluarga dan harga yang terus meningkat tidak selalu berjalan searah dengan peningkatan penghasilan menyebabkan istri dituntut pula untuk membantu suami dalam mencari nafkah keluarga. 

Selain masalah ekonomi, ada juga muslimah yang bekerja karena ingin mengabdikan ilmu yang telah didapatnya seperti dokter, guru dan lainnya. Dan mungkin ada juga muslimah yang bekerja untuk dapat meniti karirnya dibidang tertentu. Namun, selain alasan-alasan diatas, ada pula muslimah yang memilih tetap bekerja karena merasa bosan dengan pekerjaan rutinitas mengurus rumah tangga atau karena anggapan bahwa dengan bekerja pergaulan dan statusnya lebih baik dibanding hanya menjadi ibu rumah tangga.
 
Islam tidak melarang seorang muslimah untuk bekerja, bukankah putri Rasulullah Fatimah mendapatkan upah dari hasil menumbuk gandum. Kisah istri Nabi Ayub yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga ketika Nabi Ayub tengah sakit, juga adalah contoh bagaimana muslimah mengambil peran dalam turut memenuhi kebutuhan keluarga. 

Namun tentunya Islam sebagai agama yang sempurna dan komplit memberikan petunjuk dan arahan apa dan bagaimana sebaiknya muslimah bekerja. Dan tidak hanya batasan mengenai pekerjaan apa yang baik, apa yang harus dihindari, tetapi Islam pun memberikan panduan tentang penghasilan serta harta seorang muslimah yang bekerja.

Tugas atau peran utama yang harus dijalankan oleh seorang muslimah yang telah menjadi istri dan ibu adalah mengurus rumah tangga, mendidik anak, menjaga harta suami, menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rumah yang tak kalah beratnya dari pekerjaan suami untuk memenuhi nafkah. Seorang istri tidak memiliki kewajiban untuk turut mencari nafkah, karena kewajiban ini telah dibebankan kepada suami. 

"Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf." (Al Baqarah: 233)

"Tempatkanlah mereka (para istri) dimana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang telah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka melahirkan." (Ath-Thalaq: 6)

Suami berkewajiban untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak-anak seperti yang diperintahkan dalam ayat diatas. Dan kewajiban untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak-anak berlaku meski suami miskin atau istri dalam keadaan kaya/berkecukupan. 
 
"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah ‎ berikan kepadanya. ‎Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan." (Ath-Thalaq:7)

Mengenai besaran nafkah yang harus diberikan suami untuk keluarga, menurut beberapa ulama adalah disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi dan kebiasaan yang berlaku dimasyarakat. Hal ini sesuai dengan hadist; 
 
"Ambilah nafkah yang mencukupimu dan anakmu dengan cara yang baik." (HR Bukhari)

Standar minimal bagi seorang suami dalam memberikan nafkah kepada keluarga adalah batas kecukupan. Tidak ada jumlah yang pasti untuk nafkah karena perbedaan waktu, kebiasaan, murah dan mahalnya barang kebutuhan. Untuk itu suami harus memperkirakan nafkah secukupnya untuk istri dan anak-anak, baik itu makanan beserta lauknya, pakaian dan kebutuhan lainnya.

Batas kecukupan inilah yang terkadang memicu perselisihan, karena setiap orang/masyarakat mempunyai standar kecukupan terhadap kebutuhan yang berbeda. Keluarga yang tinggal di desa dengan keluarga yang tinggal di kota akan berbeda standar kecukupannya, meski sebenarnya kebutuhan dasarnya adalah sama. Seorang istri yang berasal dari keluarga kaya tentu memiliki standar kecukupan yang berbeda dengan istri yang berasal dari keluarga sederhana. Untuk itu fuqaha Syafi'iyah menilai ukuran kecukupan didasarkan pada ketentuan syariat.

Nafkah yang harus dipenuhi suami kepada istri, antara lain tempat tinggal, makan dan minum, pakaian, dan biaya kesehatan ketika sakit. Hal tersebut adalah nafkah yang utama disamping nafkah lainnya yang mengikuti sesuai dengan kebutuhan. Suami berkewajiban memberikan tempat tinggal untuk ditempati bersama demi mewujudkan ketenangan dan cinta kasih diantara keduanya. Tempat tinggal tidak disyaratkan harus hak milik suami, karena dapat juga sewa atau berupa pinjaman. Mengenai makanan dan minuman suami memberikan nafkah sesuai dengan kebiasaan yang berlaku, seperti misalnya suami menyediakan berbagai peralatan dapur serta memberikan uang belanja agar istri dapat memasak. Suami pun wajib memberikan pakaian kepada istri dengan yang baik. Dan mengenai pakaian bagi istri, Islam telah mengatur bagaimana pakaian yang sesuai syariat. 

Jika istri terbiasa dengan adanya khadimah, maka suamipun dianjurkan untuk dapat memenuhinya. Namun hal ini tentu kembali kepada kemampuan dari suami. 
 
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.” (Ath-Thalaq:7)
 
Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang miskin menurut kemampuannya (pula).” (Al-Baqarah: 236) 

Biaya hidup untuk memenuhi beragam kebutuhan tersebut kian tahun selalu meningkat. Dan alasan inilah yang menyebabkan banyak muslimah yang turut membantu suami dalam mencari nafkah. 

Jika dulu mungkin pekerjaan yang tersedia untuk para muslimah adalah pekerjaan-pekerjaan yang tidak jauh dari pekerjaan yang berkaitan dengan rumah tangga. Sekarang ini seiring dengan akses untuk pendidikan yang lebih terbuka baik untuk pria maupun wanita, lapangan pekerjaan pun semakin luas untuk para wanita. Bahkan ada yang mengatakan dengan disebarluaskannya isu kesetaraan gender, wanita memiliki kesempatan dan hak yang sama untuk setiap bidang pekerjaan.

Karena hal tersebut juga, sebagian orang berpendapat masuknya wanita pada pekerjaan di sektor publik mempersempit lapangan kerja bagi lelaki, sehingga lelaki menjadi sulit mendapat pekerjaan. Banyak industri yang terutama perusahaan kapitalis lebih memilih pekerja wanita karena dinilai lebih teliti, lebih tekun dan lebih kecil upahnya atau kesejahteraan yang harus ditanggungnya. 

Entah pendapat tersebut benar atau tidak, perlu dikaji lebih dalam lagi. Tetapi, ada hal yang perlu menjadi renungan kita bersama wahai ukti, ketika kita memutuskan untuk bekerja membantu suami memenuhi nafkah keluarga. Luruskanlah niat kita untuk benar-benar membantu suami memenuhi nafkah keluarga, bukan karena ingin mengejar karir, kedudukan, popularitas atau untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain yang bukan utama dan hanya karena ingin terlihat lebih baik dimata orang lain.

Di tengah arus informasi yang deras, tidak semua berita dan informasi benar dan bermanfaat. Ada beberapa pihak yang sengaja memanfaatkan wanita sebagai objek komersial, seperti propaganda kecantikan dengan berbagai produk perawatan hingga fashion. Image sebagai wanita modern yang memiliki karir dan keluarga harmonis menjadi topik di media-media, bahkan media yang khusus wanita tumbuh pesat. Wanita-wanita sukses menurut versi media kebanyakan adalah yang memiliki karir di posisi tinggi pada perusahaan dan memiliki keluarga yang harmonis dimana anak-anaknya memiliki prestasi akademis atau seni yang baik.

Sebagai muslimah, kita perlu terus memperkaya diri dengan ilmu yang berasal dari Quran dan Hadist agar dapat memilah dan memilih informasi yang benar dan bermanfaat bagi diri dan keluarga. Tugas utama manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Swt., dan ini berlaku untuk lelaki maupun wanita. Dan bagi wanita muslimah ketika telah berkeluarga tugas utamanya adalah melayani suami, melahirkan dan merawat serta mendidik anak-anak, dan menjaga rumah, harta dan kehormatan suami. Para ulama berpendapat bahwa melakukan pekerjaan rumah tidak merupakan kewajiban bagi istri, tetapi hal itu dianjurkan sebagaimana kebiasaan yang berlaku dan istri mendapat pahala dengan mengerjakan pekerjaan rumah secara ikhlas.

Islam tidak melarang seorang wanita untuk bekerja, namun ada beberapa kekhawatiran seiring dengan semakin banyaknya wanita yang memutuskan untuk tetap bekerja dan mengejar karir di luar rumah. Beberapa dampak negatif yang timbul diantaranya keluarga terpecah karena suami istri sibuk bekerja dan anak-anak menjadi terlantar, istri menjadi terlalu lelah karena konsentrasi yang terbagi antara beban pekerjaan di luar rumah dan juga dirumah, banyak penelitian mengungkap salah satu pemicu angka perceraian meningkat adalah kerena wanita terlalu sibuk di luar rumah sehingga mengabaikan urusan rumah tangga dan memicu pertikaian, angka pengangguran lelaki yang meningkat, dan tersebarnya fenomena kerusakan sosial di masyarakat.

Sebelum memutuskan untuk bekerja di luar rumah, ada baiknya melihat pada beberapa faktor syar’i yang mendorong seorang muslimah untuk bekerja di luar rumah antara lain:
 
Suami kesulitan memberi nafkah istri dan keluarga. Syariat memberi pilihan bagi istri yang suaminya tidak mampu memberi nafkah antara mengajukan fasakh atau tetap bertahan sebagai istri, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Istri yang memilih mempertahankan kehidupan suami istri terpaks harus bekerja untuk mendapatkan materi sebagai penopang kehidupannya dan juga keluarga.
 
Suami dengan pendapatan terbatas sementara istri tidak bisa bekerja karena sibuk membangun kehidupan mulia bersama anak-anak. Akhirnya kondisi ini mendorong istri bekerja untuk mendapatkan materi yang bisa meningkatkan taraf hidup pribadi dan keluarga atas kerelaan hatinya.
 
Istri memiliki utang yang harus dilunasi sehingga istri terdorong bekerja demi mendapatkan uang untuk menutup utang tersebut.

Selain itu, bagi seorang muslimah ada kaidah-kaidah syar’i yang perlu diperhatikan ketika bekerja di luar rumah untuk menghindari berbagai sisi negatif:
 
Mengenakan pakaian syar’i yang diwajibkan Allah untuk menutupi aurat serta menjaga kehormatan dan kemuliaan
 
Tempat kerja tidak membaur dengan kaum lelaki dalam bentuk yang bisa menimbulkan kerusakan. Sementara jika berinteraksi dengan kaum lelaki namun tetap mengindahkan kaidah-kaidah syar’i, hukumnya tidak apa-apa, dengan catatan si wanita tidak berhadapan langsung dengan lelaki.
 
Pekerjaan yang dilakukan harus halal dan tidak bertentangan dengan nash-nash syariat. Misalnya, mereka tidak boleh bekerja di bank-bank ribawi atau bekerja di tempat-tempat pemicu perbuatan keji, maksiat dan lainnya yang diharamkan Allah.
 
Suami tahu si istri bekerja di tempatnya, tidak boleh keluar meninggalkan tempat kerja tanpa izin suaminya. Hal ini tidak mesti suami tahu setiap hari, tetapi cukup dengan izi secara umum sebelumnya.
 
Harus mengindahkan etika-etika Islami dalam berinteraksi dengan orang lain. Misalnya menjawab salam, menundukkan pandangan, tidak menggunjing orang lain, menghindari berduaan dengan lelaki yang bukan mahram, saat bicara harus tegas tanpa dibuat-buat atau dengan tutur kata lembut saat berbicara dengan lelaki.
 
Bertakwa kepada Allah dalam melakukan pekerjaa dengan menunaikannya secara baik karena pekerjaan yang ditugaskan merupakan amanat.
 
Sebelum keluar meninggalkan rumah harus memastikan makanan untuk anak-anak dan siapa yang menjaga mereka. Misalnya, dititipkan pada keluarga atau orang yang dikenal yang bisa dipastikan anak-anak aman selama si ibu bekerja. Atau dititipkan pada pembantu dengan catatan si pembantu harus bisa dipercaya dan amanah. Atau menitipkan ke lembaga pendidikan dan tempat-tempat pengasuhan anak yang terpercaya. Hal tersebut untuk menghindari apa yang dikatakan Rasulullah:
 “Cukuplah dosa bagi seseorang dengan menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” 
 
Harus mendapatkan izin suami untuk pergi bekerja. Terlebih ketika suami tergolong kaya dan mampu memberi nafkah. Lain soal ketika suami miskin dan tidak mampu memberi nafkah, saat itu suami tidak boleh melarang istrinya bekerja.
 
Harus menunaikan hak suami di rumah. Bekerja di luar tidak boleh membuat istri lalai dalam menunaikan hak suami, misalnya tidak pulang dalam jangka waktu lama saat suami berada di rumah. Khususnya ketika suami sangat memerlukan keberadaannya.

Jika syarat-syarat yang disebutkan diatas telah terpenuhi, maka sah-sah saja bekerja di luar rumah tanpa resiko apapun. Ketika seorang istri bekerja, ia akan memiliki penghasilan sendiri dan penghasilan yang dimiliki oleh istri adalah hak sepenuhnya istri untuk menggunakannya, karena kewajiban untuk memberikan nafkah hanya ada pada suami. Namun, istri yang memberikan penghasilannya untuk keperluan keluarga dan rumah tangga terhitung sebagai sedekah. Dan jika ada kesepakatan antara suami istri untuk turut bersama memenuhi kebutuhan keluarga di atas prinsip kasih sayang adalah solusi yang terbaik.

Sekarang ini, banyak sekali peluang pekerjaan bagi wanita, namun tidak sedikit pula peluang-peluang bisnis yang dapat dikerjakan di rumah. Untuk itu, mari sama-sama kembali meluruskan niat ketika harus meninggalkan keluarga dan bekerja di luar rumah untuk benar-benar membantu suami dan meningkatkan taraf hidup yang lebih baik dalam membangun mahligai rumah tangga. Melakukan pekerjaan dengan baik karena itu bentuk dari menjalankan kewajiban untuk menjalankan amanah sesuai dengan yang Allah dan Rasulullah contohkan, bukan karena ingin mendapatkan kedudukan/karir yang baik serta penghasilan yang tinggi. Terus mendukung suami untuk dapat melaksanakan tugasnya dalam memenuhi nafkah dan aturlah kesepakatan keperluan rumah tangga mana yang dapat dibantu dari penghasilan istri. Seperti yang disebutkan dalam surat Ath-Thalaq (7) “Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang telah Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.

Utamakanlah pemenuhan kebutuhan keluarga dan rumah tangga, bukan hanya menuntut nafkah kepada suami untuk hal-hal yang sifatnya hanya pelengkap dan hanya untuk penampilan atau kesenangan semata. Wallahua'lam. [wn]

Sumber : Saat Istri Punya Penghasilan Sendiri, Hannan Abdul Aziz, Penerbit Aqwam